Oleh : Sumaryo bin Sukimin bin Abdurrohim Al-Madyuni
Ramadhan adalah bulan mulia dan bulan
pengampunan. Di bawah ini ada 12 amalan mulia yang bisa dikerjakan di
bulan Ramadhan yang kini tengah kita jalani
Diantara amaliyah-amaliyah Ramadhan yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW baik itu amaliyah ibadah maupun
amaliyah ijtijma’iyah adalah sebagai berikut:
I. Shiyam (puasa)
Amaliyah terpenting selama bulan Ramadhan
tentu saja adalah shiyam (puasa), sebagaimana termaktub dalam firman
Allah pada surat al Baqarah : 183-187. Dan diantara amaliyah shiyam
Ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah ialah:
a. Berwawasan yang benar tentang puasa
dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya. “Barangsiapa berpuasa
Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yang
semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa
yang pernah dilakukan sebelumnya” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi).
b. Tidak meninggalkan shiyam, walaupun
sehari, dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at Islam.
Rasulullah SAW bersabda bahwa : “Barangsiapa tidak puasa pada bulan
Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshoh atau sakit, hal itu
(merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia
berpuasa selama hidup” (HR At Turmudzi).
c. Menjauhi hal-hal yang dapat mengurangi
atau bahkan menggugurkan nilai shiyam. Rasulullah SAW pernah bersabda:
Bukanlah (hakikat) shiyam itu sekedar meninggalkan makan dan minum,
melainkan meninggalkan pekerti sia-sia (tidak bernilai) dan kata-kata
bohong” (HR Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
d. Bersungguh-sungguh melakukan shiyam
dengan menepati aturan-aturannya. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa
berpuasa Ramadhan dengan penuh Iman dan kesungguhan, maka akan
diampunkani dosa-dosa yang pernah dilakukan “ (HR. Bukhori, Muslim dan
Abu Daud).
e. Bersahur, makanan yang berkah (al
ghoda’ al mubarak). Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda bahwa : “
Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan anda tinggalkan,
sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para Malaikat mengucapkan
salam kepada orang-orang yang makan sahur” (HR. Ahmad). Dan disunnahkan
mengakhirkan waktu makan sahur .
f. Ifthar, berbuka puasa. Rasululah
pernah menyampaikan bahwa salah satu indikasi kebaikan umat manakala
mereka mengikuti sunnah dengan mendahulukan ifthor (berbuka puasa) walau
dengan air saja. Rasulullah SAW bersabda bahwa: “ Sesungguhnya termasuk
hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya, ialah mereka yang bersegera
berbuka puasa. “ (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
g. Berdo’a. Sesudah menyelesaikan ibadah puasa dengan ber-ifthar, sebagai wujud syukur kepada Allah, Rasulullah Saw berdo’a.
2. Tilawah (membaca) al Qur’an
Ramadhan adalah bulan diturunkannya al
Qur’an. (QS. Al Baqarah: 185). Pada bulan ini Malaikat Jibril pernah
turun dan menderas al Qur’an dengan Rasulullah Saw (HR. Bukhori). Imam
az Zuhri pernah berkata : “ Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama
kita (selain shiyam) ialah membaca al Qur’an”. Hal ini tentu saja
dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid (kaidah membaca al Qur’an)
dan esensi dasar diturunkannya al Qur’an untuk ditadabburi, dipahami dan
diamalkan (QS. Shad: 29).
3. Ith’am ath tho’am (memberikan makanan dan shodaqoh lainnya).
Salah satu amaliyah Ramadhan Rasulullah
ialah memberikan ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang
berpuasa. Seperti beliau sabdakan :
“Barangsiapa yang memberi ifthor kepada
orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang
yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut “
(HR. Turmudzi dan an Nasa’i). Memberi makan dan sedekah selama bulan
Ramadhan ini bukan hanya untuk keperluan ifthar melainkan juga untuk
segala kebajikan. Rasulullah yang dikenal dermawan dan penuh peduli
terhadap nasib umat, pada bulan Ramadhan kedermawanan dan keperduliannya
tampil lebih menonjol.
4. Memperhatikan kesehatan.
Shaum memang termasuk kategori ibadah
mahdhah (murni). Sekalipun demikian agar nilai maksimal ibadah puasa
dapat diraih, Rasulullah justru mencontohkan kepada umat agar selama
berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa
peristiwa dibawah ini:
a. Bersikat gigi (bersiwak) (HR. Bukhori dan Abu Daud).
b. Berobat seperti dengan berbekam (al hijamah) seperti yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim.
c. Memperhatikan penampilan, seperti
pernah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Abdullah ibnu
Mas’ud Ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan
wajah yang cemberut. ( HR. AL Haitsami)
5. Memperhatikan keharmonisan keluarga.
Sekalipun puasa adalah ibadah yang khusus
diperuntukkan kepada Allah, yang memang juga mempunyai nilai khusus
dihadapan Allah, tetapi agar hal tersebut di atas dapat terealisir
dengan lebih baik, maka Rasulullah justru mensyari’atkan agar selama
berpuasa umat tidak mengabaikan harmoni dan hak-hak keluarga.
6. Memperhatikan aktivitas da’wah dan sosial
Kontradiksi dengan kesan dan perilaku
umum tentang berpuasa, Rasulullah Saw justru menjadikan bulan puasa
sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah
tergambar seperti tersebut dimuka, beliau juga aktif melakukan da’wah,
kegiatan sosial, perjalanan jauh dan berjihad.
Dalam sembilan kali Ramadhan yang pernah
beliau alami, beliau misalnya melakukan perjalanan dalam perang Badr
(tahun 2 H), Mekkah ( tahun 8 H), dan Tabuk (tahun 9 H), mengirimkan 6
askariyah (pasukan jihad yang tidak secara langsung beliau pimpin),
melaksanakan perkawinan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, beliau
berkeluarga dengan Hafshoh dan Zainab Ra, meruntuhkan berhala-berhala
Arab seperti Lata, Manat dan Suwa’, meruntuhkan masjid adh Dhiror, dll.
7. Qiyam Ramadhan (sholat tarawih)
Diantara kegiatan ibadah Rasulullah
selama bulan Ramadhan ialah ibadah qiyam al lail, yang belakangan lebih
populer disebut sebagai shalat tarowih. Hal demikian ini beliau lakukan
bersama dengan para sahabat beliau. Sekalipun karena kekhawatiran bila
akhirnya shalat tarawih (berjama’ah) itu menjadi diwajibkan oleh Allah,
Rasulullah kemudian meninggalkannya. (HR. Bukhori Muslim). Dalam situasi
itu riwayat yang shohih menyebutkan bahwa Rasulullah shalat tarawih
dalam 11 raka’at dengan bacaan-bacaan yang panjang (HR. Bukhori Muslim).
Tetapi ketika kekhawatiran tentang
wajibnya shalat tarawih itu tidak ada lagi, kita dapatkan
riwayat-riwayat lain, juga dari Umar ibn al Khothob Ra, yang menyebutkan
jumlah raka’at shalat tarawih adalah 21 atau 23 raka’at. (HR. Abdur
Razaq dan al Baihaqi).
8. I’tikaf.
Diantara amaliyah sunnah yang selalu
dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam bulan Ramadhan ialah i’tikaf, yakni
berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah kepada Allah. Seperti
dilaporkan oleh Abu Sa’id al Khudlri Ra, hal demikiam ini pernah beliau
lakukan pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan dan terutama pada 10
hari terakhir bulan Ramadhan. Ibadah yang demikian penting ini sering
dianggap berat sehingga ditinggalkan oleh orang-orang Islam, maka tidak
aneh kalau Imam az Zuhri berkomentar; “Aneh benar keadaan orang Islam,
mereka meninggalkan ibadah i’tikaf, padahal Rasulullah Saw tak pernah
meninggalkannya semenjak beliau datang ke Madinah sehingga wafatnya
disana.”
9. Lailat al Qodr
Selama bulan Ramadhan ini terdapat satu
malam yang sangat berkah, yang populer disebut sebagai lailat al Qadr,
malam yang lebih berharga dari seribu bulan (QS. Al Qadr : 1-5).
Rasulullah tidak pernah melewatkan kesempatan untuk meraih lailatul qadr
terutama pada malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan puasa (HR.
Bukhori Muslim ).
Dalam hal ini Rasulullah menyampaikan
bahwa : “Barangsiapa yang sholat pada malam lailatul qadr berdasarkan
iman dan ihtisab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. “ (Hr. Bukhori Muslim).
10. Umroh.
Umroh atau haji kecil itu bagus juga
apabila dilaksanakan pada bulan Ramadhan, sebab nilainya bisa
berlipat-lipat, sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasulullah kepada
seorang wanita dari anshar bernama Ummu Sinan: “Agar apabila datang
bulan Ramadhan ia melakukan umroh, karena nilainya setara dengan haji
bersama Rasulullah SAW. (Hr. Bukhori Muslim)
11. Zakat Fitrah
Pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan
amaliyah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW ialah membayarkan zakat
fitra, suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam baik
laik-laki maupun perempuan, baik dewasa maupun anak-anak (HR. Bukhori
Muslim).
Zakat fitra ini juga berfungsi sebagai
pelengkap penyucian untuk pelaku puasa dan untuk membantu kaum fakir
miskin. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
12. Ramadhan bulan taubat menuju fithrah
Selama sebulan penuh, secara
berduyun-duyun umat kembali kepada Allah yang Maha Pemurah juga Maha
Pengampun. Dia Dzat yang menyampaikan bahwa pada setiap malam bulan
Ramadhan Allah membebaskan banyak hambaNya dari api nereka (HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah).
Karenanya inilah satu kesempatan emas
agar umat dapat kembali, bertaubat agar ketika mereka selesai
melaksanakan ibadah puasa mereka benar-benar kembali kepada fithrahnya.
0 comments:
Post a Comment